7 Jenis Skrining Kesehatan yang Wajib Kamu Cek

Wanita muda sedang melakukan skrining tekanan darah di klinik.

Pernah gak sih kamu ngerasa sehat-sehat aja, tapi tiba-tiba denger kabar temen yang rajin olahraga ternyata kena penyakit serius? Nah, itu karena banyak penyakit muncul diam-diam, tanpa gejala. Makanya, skrining kesehatan penting banget, bahkan kalau kamu gak merasa sakit.

Skrining bukan cuma buat orang tua. Generasi 20-30-an juga perlu mulai sadar pentingnya cek kesehatan secara berkala. Dengan teknologi medis sekarang, kita bisa deteksi penyakit lebih awal dan mencegah kondisi makin parah. Gampangnya, skrining itu kayak sistem alarm dini buat tubuh kita. Nunggu gejala muncul dulu? Kadang itu udah telat.

Dalam artikel ini, kita akan bahas 7 jenis skrining kesehatan yang wajib kamu lakukan secara rutin. Penjelasan akan disajikan santai, seperti ngobrol, tapi dengan data medis terpercaya. Yuk, lanjut!


Kenapa Skrining Kesehatan Itu Penting, Bahkan Kalau Kamu Ngerasa Sehat

Cerita: Teman Saya yang Tiba-tiba Drop Padahal Rutin Olahraga

Beberapa tahun lalu, salah satu teman saya, sebut saja Rian, usia 32 tahun, rajin banget olahraga. Tiap minggu lari, makan juga sehat. Tapi suatu hari, dia kolaps pas lagi naik tangga. Ternyata setelah dicek, tekanan darahnya super tinggi dan dia hampir stroke ringan. Padahal dia gak pernah ngerasa pusing atau gejala apa pun.

Nah dari situ saya sadar, skrining kesehatan bukan soal merasa sakit atau enggak. Tapi soal pencegahan. Rian gak pernah cek tekanan darah karena ngerasa fit. Tapi penyakit gak selalu kasih peringatan, kan?

Apa Itu Skrining Kesehatan dan Kenapa Harus Dilakukan Berkala

Skrining kesehatan adalah pemeriksaan medis yang dilakukan secara rutin untuk mendeteksi penyakit atau gangguan sebelum muncul gejala. Tujuannya jelas: deteksi dini supaya pengobatannya lebih gampang dan risiko komplikasi bisa ditekan.

Manfaat utama skrining:

  • Deteksi dini penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, kolesterol tinggi.
  • Mencegah komplikasi serius dengan penanganan cepat.
  • Menurunkan biaya pengobatan jangka panjang.
  • Memberi rasa tenang karena tahu kondisi tubuh kita.

Kamu gak harus tunggu umur 40+ buat mulai skrining. Mulai dari usia 20-an juga udah bisa. Bahkan, beberapa jenis skrining harus dimulai sejak remaja. Misalnya, cek tekanan darah atau indeks massa tubuh (IMT).

Intinya, lebih baik tahu lebih awal dan siap ambil tindakan, daripada kaget pas udah parah.


1. Skrining Tekanan Darah – Cek Sejak Usia 18 Tahun

Bahaya Hipertensi Diam-diam Membunuh

Hipertensi itu dijuluki “silent killer” karena sering gak bergejala sampai udah parah. Banyak orang baru tahu tekanan darahnya tinggi setelah kena serangan jantung atau stroke. Padahal, tekanan darah bisa dicek dengan mudah, cepat, dan murah.

Kalau kamu punya gaya hidup sedentari, suka konsumsi makanan tinggi garam, atau stres terus-menerus, risiko hipertensi makin besar. Bahkan, menurut data WHO, satu dari tiga orang dewasa punya tekanan darah tinggi tanpa tahu.

Kondisi ini bisa merusak organ vital kayak jantung, ginjal, dan otak secara perlahan. Jadi, jangan tunggu gejala muncul. Cek tekanan darah minimal setahun sekali, bahkan sejak usia 18 tahun.

Cara Skrining Tekanan Darah yang Ideal

Skrining tekanan darah bisa dilakukan di puskesmas, klinik, atau rumah sakit. Hasilnya dinyatakan dalam dua angka: sistolik dan diastolik.

Idealnya:

  • Normal: <120 / <80 mmHg
  • Pre-hipertensi: 120–139 / 80–89 mmHg
  • Hipertensi: ≥140 / ≥90 mmHg

Tips sebelum cek:

  • Jangan konsumsi kafein 30 menit sebelumnya.
  • Duduk tenang selama 5 menit.
  • Jangan ngobrol saat alat bekerja.

Kalau hasilnya tinggi, dokter biasanya akan cek ulang di waktu berbeda sebelum menyimpulkan hipertensi. Dan jangan panik dulu—banyak kasus bisa dikendalikan cukup dengan gaya hidup sehat.

2. Skrining Gula Darah – Waspadai Diabetes Dini

Diabetes Gak Selalu Diawali Gejala

Kamu mungkin mikir, “Gue gak doyan manis, gak mungkin diabetes.” Padahal, diabetes bisa muncul diam-diam, tanpa gejala jelas di awal. Banyak orang baru tahu mereka punya gula darah tinggi setelah komplikasi muncul, seperti luka yang susah sembuh, penglihatan kabur, atau kelelahan ekstrem.

Yang bikin ngeri, generasi muda sekarang juga mulai banyak yang kena. Gaya hidup serba cepat, jarang gerak, dan kebiasaan jajan sembarangan jadi pemicunya. Nah, makanya penting banget rutin skrining kesehatan buat cek gula darah.

Kalau kamu punya riwayat keluarga diabetes, berat badan berlebih, atau tekanan darah tinggi, peluang kamu lebih tinggi buat kena diabetes tipe 2. Tapi, walaupun kamu gak punya faktor risiko, tetap penting buat deteksi dini.

Kapan Waktu Terbaik Cek Gula Darah?

Ada beberapa jenis tes gula darah yang biasa dilakukan saat skrining kesehatan:

  • Puasa (GDP): Dilakukan setelah puasa 8 jam, normalnya <100 mg/dL.
  • Gula Darah Sewaktu (GDS): Bisa kapan saja, normal <140 mg/dL.
  • Tes HbA1c: Menunjukkan kadar gula darah rata-rata 3 bulan terakhir, idealnya <5.7%.

Rekomendasi umum:

  • Mulai skrining sejak usia 30 tahun, atau lebih awal kalau punya faktor risiko.
  • Lakukan setahun sekali jika normal, lebih sering jika kamu termasuk berisiko tinggi.

Tips sebelum tes:

  • Puasa minimal 8 jam untuk GDP.
  • Hindari aktivitas berat sebelum tes.
  • Hindari stres karena bisa pengaruhi hasil.

Kalau hasilnya gak normal, dokter akan arahkan untuk cek ulang dan mungkin minta kamu ubah pola makan, olahraga, atau konsumsi obat tertentu. Tapi ingat, lebih gampang cegah daripada obati!


3. Skrining Kolesterol – Jangan Tunggu Sampai Serangan Jantung

Kolesterol Jahat Bisa Numpuk Sejak Usia Muda

Banyak orang anggap kolesterol itu cuma urusan orang tua. Padahal, plak kolesterol bisa mulai terbentuk sejak usia 20-an. Iya, kamu gak salah baca. Apalagi kalau pola makanmu tinggi lemak jenuh, jarang olahraga, dan stres terus.

Kolesterol tinggi sering gak menimbulkan gejala. Tapi diam-diam, dia menyempitkan pembuluh darah dan meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke. Nah, makanya skrining kolesterol masuk daftar wajib dalam skrining kesehatan.

Fakta menarik: menurut Kemenkes RI, lebih dari 35% penduduk dewasa Indonesia punya kolesterol tinggi. Dan sayangnya, banyak dari mereka gak sadar sampai terlambat.

Jenis Tes Kolesterol dan Cara Bacanya

Pemeriksaan kolesterol biasanya dilakukan lewat profil lipid lengkap, yang meliputi:

  • Total Kolesterol: <200 mg/dL = normal
  • LDL (Kolesterol Jahat): <100 mg/dL ideal
  • HDL (Kolesterol Baik): >60 mg/dL bagus
  • Trigliserida: <150 mg/dL normal

Tes ini sebaiknya dilakukan setelah puasa 9-12 jam. Hasilnya bisa didiskusikan langsung dengan dokter untuk tahu langkah selanjutnya.

Siapa aja yang harus cek kolesterol?

  • Semua orang mulai usia 20 tahun
  • Setiap 4-6 tahun jika normal
  • Lebih sering jika kamu punya riwayat keluarga penyakit jantung, obesitas, atau gaya hidup tidak sehat

Ingat, kamu gak harus langsung minum obat kalau kolesterol tinggi. Kadang, cukup dengan ubah gaya hidup aja bisa turun. Tapi yang paling penting: kamu harus tahu dulu kondisinya, baru bisa ambil tindakan.


4. Skrining Kanker – Deteksi Dini Bikin Selamat

Skrining Kanker Serviks (Pap Smear)

Kanker serviks jadi salah satu penyebab kematian tertinggi pada wanita di Indonesia. Padahal, jenis kanker ini bisa dideteksi dini dan dicegah lewat skrining kesehatan berupa Pap smear.

Pap smear adalah tes sederhana untuk mendeteksi sel abnormal pada leher rahim. Tes ini bisa menangkap perubahan sel sebelum jadi kanker. Artinya, kamu bisa dapat peringatan sebelum semuanya terlambat.

Kapan harus mulai?

  • Wanita usia 21–65 tahun
  • Setiap 3 tahun sekali jika hasil normal
  • Boleh dikombinasikan dengan tes HPV tiap 5 tahun

Prosesnya cepat dan gak menyakitkan. Kamu cukup datang ke puskesmas atau klinik, dan tenaga medis akan ambil sampel sel serviks. Gak butuh rawat inap atau anestesi.

Tips sebelum tes:

  • Jangan berhubungan seksual 24 jam sebelum tes
  • Jangan pakai produk kewanitaan dulu
  • Lakukan di pertengahan siklus menstruasi

Skrining Kanker Payudara (Mamografi)

Skrining kanker payudara penting banget, apalagi buat kamu yang punya riwayat keluarga. Mamografi adalah pemeriksaan dengan sinar-X yang bisa mendeteksi benjolan kecil sebelum terasa saat dipegang.

Disarankan:

  • Wanita usia 40 tahun ke atas
  • Setiap 1–2 tahun sekali
  • Jika ada faktor risiko, bisa dimulai lebih awal

Selain mamografi, kamu juga bisa rutin melakukan SADARI (periksa payudara sendiri) setiap bulan. Deteksi dini bikin peluang sembuh jauh lebih besar!

Skrining Kanker Usus dan Paru-paru

Untuk kanker usus, ada beberapa jenis tes seperti:

  • Tes tinja (FOBT/FIT)
  • Kolonoskopi (tiap 10 tahun mulai usia 50)

Kanker paru-paru biasanya disarankan buat perokok aktif atau mantan perokok berat. Low-dose CT scan bisa mendeteksi nodul kecil di paru-paru sebelum berkembang jadi kanker.

Ingat, semakin dini diketahui, semakin besar peluang hidup. Jangan tunggu gejala berat baru cek.

5. Skrining Fungsi Hati dan Ginjal – Organ Vital yang Sering Diabaikan

Tanda-tanda Awal Kerusakan Hati dan Ginjal

Kamu pasti udah sering denger soal liver dan ginjal, kan? Tapi, seberapa sering kamu cek kondisinya? Padahal, dua organ ini kerja nonstop nyaring racun dari tubuh. Kalau rusak, efeknya bisa serius banget.

Masalahnya, kerusakan hati dan ginjal biasanya gak langsung ketahuan. Gejalanya muncul ketika kondisinya udah parah. Misalnya:

  • Mudah lelah
  • Kulit dan mata menguning (jika liver terganggu)
  • Bengkak di kaki atau wajah (jika ginjal terganggu)
  • Mual, muntah, dan nafsu makan menurun

Sayangnya, tanda-tanda itu sering dianggap remeh atau dikira gejala penyakit ringan biasa. Makanya, penting banget buat rutin skrining kesehatan organ vital ini. Jangan nunggu sampai gagal ginjal baru panik.

Tes Fungsi Organ dan Frekuensinya

Untuk hati, beberapa tes laboratorium umum yang dilakukan adalah:

  • SGOT dan SGPT: indikator kerusakan hati
  • Bilirubin: menunjukkan gangguan pada pembuangan racun
  • Albumin: menggambarkan kemampuan hati memproduksi protein

Sementara untuk ginjal:

  • Kreatinin dan ureum: parameter fungsi penyaringan ginjal
  • Laju filtrasi glomerulus (GFR): seberapa baik ginjal kamu bekerja

Kapan harus mulai cek?

  • Usia 30 tahun ke atas: sebaiknya cek minimal setiap 1–2 tahun
  • Jika punya riwayat diabetes, hipertensi, atau kebiasaan konsumsi obat jangka panjang: lebih sering
  • Setelah konsumsi alkohol atau suplemen berlebihan: wajib pantau fungsi hati

Langkah kecil kayak cek darah rutin bisa cegah kerusakan besar di masa depan. Jangan tunggu ginjalmu berteriak minta tolong baru kamu dengar, ya!


6. Skrining Kesehatan Mental – Karena Luka Batin Juga Nyata

Kenapa Kesehatan Mental Sama Pentingnya

Kesehatan mental sering dianggap tabu atau gak sepenting kesehatan fisik. Tapi kenyataannya, stres berkepanjangan, cemas terus-menerus, atau burnout kerja bisa berdampak langsung ke fisik.

Kamu mungkin sering merasa:

  • Gampang marah atau tersinggung
  • Susah tidur padahal capek
  • Kehilangan semangat atau motivasi
  • Merasa sendirian meskipun banyak teman

Kalau itu terjadi terus-menerus, bisa jadi tanda kamu butuh skrining kesehatan mental. Skrining ini bukan berarti kamu “gila”. Justru, ini langkah dewasa buat mengenali dan menjaga kondisi mental kamu tetap stabil.

Cara Skrining Kesehatan Mental Secara Profesional

Skrining kesehatan mental bisa dilakukan lewat:

  • Wawancara psikolog/psikiater
  • Kuesioner standar seperti DASS-21, GAD-7, atau PHQ-9
  • Tes kognitif dan observasi perilaku

Idealnya, lakukan skrining jika:

  • Kamu merasa perubahan suasana hati dalam 2 minggu terakhir
  • Kamu punya trauma masa lalu yang belum selesai
  • Kamu merasa sulit menjalani hari-hari seperti biasanya

Tempat untuk skrining:

  • Klinik psikologi
  • Rumah sakit jiwa
  • Layanan telekonsultasi (banyak yang affordable sekarang)

Kalau hasil menunjukkan gangguan ringan, biasanya cukup dengan terapi atau perubahan gaya hidup. Tapi yang terpenting: kamu udah berani ambil langkah pertama buat peduli sama diri sendiri.

Ingat, tubuh yang sehat butuh jiwa yang tenang.


7. Skrining Mata dan Gigi – Jangan Tunggu Sakit Baru Periksa

Kesehatan Mata Gak Cuma Soal Minus

Banyak yang baru ke dokter mata kalau penglihatan udah burem atau sering sakit kepala. Padahal, mata kita bisa alami banyak masalah selain minus atau silinder. Seperti glaukoma, katarak dini, atau retinopati diabetik.

Skrining mata ideal dilakukan:

  • Minimal setiap 2 tahun sekali untuk usia 20–40 tahun
  • Setahun sekali jika pakai kacamata/lensa atau kerja depan layar
  • Lebih sering jika punya diabetes atau hipertensi

Pemeriksaan standar meliputi:

  • Ketajaman visual
  • Tekanan bola mata
  • Pemeriksaan retina

Mata adalah jendela dunia. Jangan tunggu sampai jendelanya buram baru diperbaiki.

Masalah Gigi Kecil Bisa Jadi Bom Waktu

Masalah gigi gak boleh disepelekan. Lubang kecil bisa jadi infeksi besar. Gusi berdarah bisa jadi pertanda masalah sistemik. Dan percaya atau enggak, infeksi mulut bisa menyebar ke jantung!

Sayangnya, banyak orang baru ke dokter gigi kalau sakit luar biasa. Padahal, periksa gigi seharusnya dilakukan:

  • Setiap 6 bulan sekali
  • Bahkan kalau gak ada keluhan

Pemeriksaan gigi meliputi:

  • Pembersihan karang gigi (scaling)
  • Deteksi lubang gigi atau abses
  • Konsultasi posisi gigi (termasuk gigi bungsu)

Investasi kecil buat periksa gigi bisa menghindarkan kamu dari biaya mahal tambal, cabut, atau perawatan saluran akar.

Ingat, senyum sehat mulai dari mulut yang dirawat.

Kapan Harus Mulai Skrining Kesehatan dan Seberapa Sering

Tabel Usia dan Frekuensi Skrining Berdasarkan Rekomendasi Dokter

Satu pertanyaan yang sering muncul: kapan waktu yang tepat mulai skrining? Jawabannya: semakin cepat, semakin baik. Karena sebagian besar penyakit tidak menunggu kita siap untuk menyerang.

Untuk mempermudah, berikut tabel panduan umum berdasarkan usia dan jenis skrining kesehatan:

Jenis SkriningUsia MulaiFrekuensi Ideal
Tekanan Darah18 tahunSetahun sekali
Gula Darah30 tahun1-3 tahun sekali
Kolesterol20 tahun4-6 tahun sekali
Pap Smear (Wanita)21 tahun3 tahun sekali
Mamografi (Wanita)40 tahun1-2 tahun sekali
Fungsi Hati & Ginjal30 tahun1-2 tahun sekali
Kesehatan Mental18 tahunBila ada gejala/tahunan
Pemeriksaan GigiSemua usia6 bulan sekali
Pemeriksaan Mata20 tahun2 tahun sekali

Tentu saja ini bisa berbeda tergantung kondisi pribadi kamu. Kalau kamu punya faktor risiko atau penyakit turunan, jadwal bisa jadi lebih sering. Tapi sebagai panduan umum, tabel ini bisa jadi awal yang baik untuk mulai rutin skrining.


Tips Memulai Rutinitas Skrining Tanpa Takut dan Ribet

Cara Mengatasi Rasa Takut ke Rumah Sakit

Banyak orang males periksa karena takut ketahuan sakit. Iya, kedengarannya lucu tapi nyata. Padahal justru dengan tahu lebih awal, kamu bisa selamat.

Tipsnya:

  • Anggap skrining sebagai investasi, bukan beban.
  • Pergi bareng teman atau keluarga biar lebih santai.
  • Pilih fasilitas yang nyaman dan tenaga medis yang ramah.
  • Mulai dari yang simpel dulu, seperti cek tekanan darah atau gula darah.

Dan kalau hasilnya ternyata ada masalah, itu bukan akhir dunia. Justru itu awal untuk memperbaiki gaya hidup kamu.

Manfaat Punya Dokter Langganan

Punya dokter langganan ibarat punya ‘teman’ yang ngerti riwayat kesehatan kamu. Kamu bisa lebih rileks, komunikasi lancar, dan pengawasan kesehatan jadi lebih personal.

Keuntungan lain:

  • Data medis kamu tersimpan rapi.
  • Penanganan lebih cepat dan tepat.
  • Kamu bisa diskusi tanpa takut dihakimi.

Mulai dari klinik terdekat atau puskesmas juga gak masalah. Yang penting: konsisten dan sadar bahwa tubuhmu layak dijaga.


Penutup: Mulai Sekarang, Tubuhmu Butuh Kamu Peduli

Yuk, berhenti nunggu sakit buat baru mulai peduli. Tubuh kamu itu aset. Tanpa tubuh yang sehat, semua rencana dan cita-cita bisa buyar. Skrining kesehatan bukan beban, tapi bentuk cinta paling nyata ke diri sendiri.

Gak perlu langsung semuanya sekaligus. Mulai dari yang sederhana. Pilih satu minggu ini untuk cek tekanan darah atau gula darah. Perlahan, jadikan skrining bagian dari rutinitas hidup sehat kamu.

Dan kalau kamu udah pernah skrining, share dong pengalaman kamu! Siapa tahu bisa jadi inspirasi buat yang lain.


FAQ: Pertanyaan Umum Seputar Skrining Kesehatan

1. Apa perbedaan skrining dan diagnosis?

Skrining adalah pemeriksaan untuk deteksi dini sebelum gejala muncul. Diagnosis dilakukan saat kamu sudah punya gejala untuk menentukan penyakit pasti.

2. Apakah semua orang harus skrining setiap tahun?

Tidak selalu. Frekuensinya tergantung usia, kondisi kesehatan, dan riwayat keluarga. Tapi cek dasar seperti tekanan darah sebaiknya rutin setiap tahun.

3. Apakah skrining ditanggung BPJS?

Banyak jenis skrining ditanggung BPJS, seperti cek tekanan darah, gula darah, dan kolesterol di puskesmas. Cek ke fasilitas kesehatan terdekat untuk detailnya.

4. Skrining mana yang wajib untuk usia 20-an?

Minimal cek tekanan darah, kolesterol, dan kesehatan mental. Kalau ada riwayat penyakit keluarga, bisa ditambah cek gula darah atau fungsi hati.

5. Kalau merasa sehat, masih perlu skrining?

Justru itu alasannya skrining dibuat. Deteksi dini sebelum gejala muncul jauh lebih efektif daripada pengobatan setelah sakit.

Rekomendasi Artikel Lainnya

Baca juga: 5 Cara Cek Iuran BPJS Kesehatan Secara Online